Film Movie
Sub Category
"Jomblo" adalah film komedi-drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2017. Film ini merupakan adaptasi ulang dari film dengan judul yang sama yang dirilis pada tahun 2006, dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo.
Film ini mengisahkan empat sahabat—Agus (Ge Pamungkas), Bimo (Arie Kriting), Olip (Deva Mahenra), dan Doni (Richard Kyle)—yang berstatus jomblo saat kuliah di Universitas B. Mereka memiliki alasan berbeda-beda untuk status tersebut. Keinginan untuk memiliki pasangan membawa mereka pada berbagai usaha dan situasi kocak, yang akhirnya menguji persahabatan mereka.
Pemeran Utama: Ge Pamungkas sebagai Agus, Arie Kriting sebagai Bimo, Deva Mahenra sebagai Olip, Richard Kyle sebagai Doni
Film ini juga dibintangi oleh Natasha Rizky, Aurelie Moeremans, dan Indah Permatasari.
"Realita, Cinta, dan Rock'n Roll" adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2006, disutradarai oleh Upi Avianto. Film ini mengisahkan kehidupan dua sahabat, Ipang (Vino G. Bastian) dan Nugi (Herjunot Ali), yang mencoba menemukan jati diri melalui musik rock. Mereka sering bolos sekolah dan terlibat dalam berbagai kenakalan, serta ditemani oleh Sandra (Nadine Chandrawinata), pemilik toko kaset yang juga memiliki permasalahan pribadi.
Kehidupan pribadi mereka penuh dengan konflik. Ipang harus menghadapi kenyataan bahwa ia adalah anak pungut, sedangkan Nugi terkejut mengetahui bahwa ayahnya, yang telah lama hilang, telah berubah menjadi wanita setelah menjalani operasi transseksual. Film ini menggambarkan perjuangan mereka dalam mengejar impian, menghadapi kenyataan hidup, dan menjalin hubungan persahabatan serta cinta.
"Realita, Cinta, dan Rock'n Roll" dikenal karena penggambaran semangat rock'n roll yang kuat, serta keberaniannya dalam mengeksplorasi tema-tema remaja seperti pencarian identitas dan hubungan keluarga. Film ini juga menampilkan unsur komedi yang menghibur, membuatnya tetap dikenang sebagai salah satu film penting dalam sejarah sinema Indonesia.
Saya Ambil Audio Dari Mimin Ahmadfachry Terima kasih bang
"Sutun 2" adalah film Malaysia yang dirilis pada tahun 2006, merupakan sekuel dari film "Sutun" (2005). Film ini kembali disutradarai oleh Shuhaimi Baba dan dibintangi oleh aktor-aktor seperti Rusdi Ramli, Rosyam Nor, dan Ida Nerina. Cerita film ini melanjutkan kisah Sutun, seorang lelaki yang dibesarkan dengan nilai-nilai kewanitaan oleh ibunya, yang menimbulkan konflik identitas dan penolakan dari masyarakat sekitar. "Sutun 2" mengangkat tema tentang identitas gender, penerimaan sosial, serta perjuangan karakter utama dalam menghadapi stigma dan diskriminasi.
"Sutun" adalah sebuah telefilem Malaysia yang dirilis pada tahun 2005. Cerita ini berfokus pada Sutun, seorang lelaki yang dibesarkan dengan nilai-nilai kewanitaan oleh ibunya. Hal ini menimbulkan konflik identitas dan penolakan dari masyarakat sekitar. Telefilem ini mengangkat tema tentang identitas gender dan penerimaan sosial, serta menganalisisnya melalui pendekatan teori feminisme dan psikoanalisis.
"Dilarang Masuk" adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 24 Maret 2016. Film ini disutradarai oleh Nayato Fio Nuala dan diproduksi oleh Digital Film Media. Beberapa pemain utama dalam film ini antara lain Maxime Bouttier, Sahila Hisyam, Jordi Onsu, Reymon Knuliqh, dan Jessica Torsten.
Cerita film ini berfokus pada Adit (Maxime Bouttier), seorang siswa yang melihat teman barunya, Lisa (Jessica Torsten), terakhir kali di lantai atas sekolah yang sudah lama tidak terpakai dan dilarang dimasuki. Bersama kelima temannya—Shila (Sahila Hisyam), Piyu (Jordi Onsu), Dika (Rayn Wijaya), Indah (Yova Gracia), dan Vera (Jessica Torsten)—Adit memutuskan mencari Lisa di area terlarang tersebut. Namun, mereka justru menemui arwah-arwah penasaran dengan wujud mengerikan. Setelah kejadian tersebut, mereka mulai diteror oleh makhluk halus, baik di sekolah maupun di rumah masing-masing. Penyelidikan lebih lanjut mengungkap rahasia kelam yang tersembunyi di balik lantai atas sekolah tersebut.
Film ini menggabungkan elemen horor dengan komedi, memberikan pengalaman menegangkan sekaligus menghibur bagi penonton.
"Gunung Kawi" adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 15 Februari 2017. Film ini disutradarai oleh Nayato Fio Nuala dan diproduksi oleh Digital Film Media. Beberapa pemain utama dalam film ini antara lain Roy Marten, Maxime Bouttier, Jordi Onsu, Rayn Wijaya, Laras Syerinita, dan Roro Fitria.
Cerita film ini berfokus pada Drajat (46), seorang pengusaha pabrik rokok yang tiba-tiba menunjukkan perilaku aneh dan mengerikan setelah pabriknya bangkrut. Anak laki-lakinya, Ryan (17), prihatin dengan kondisi tersebut dan menemukan bahwa ayahnya terlibat dalam praktik pesugihan di Gunung Kawi. Bersama sepupunya, Bella (20), Ryan memutuskan untuk mencari petunjuk ke Gunung Kawi. Di sana, mereka bertemu dengan Mbah Kawi yang menjelaskan bahwa Drajat melanggar perjanjian dengan jin Gunung Kawi, sehingga keberuntungannya dicabut dan digantikan dengan teror hantu-hantu yang ditumbalkannya.
Film ini menggabungkan elemen horor dengan tema pesugihan dan misteri, serta menampilkan perjalanan karakter utama dalam menghadapi konsekuensi dari perjanjian mistis yang dibuat oleh orang tuanya.
"Start Up Never Give Up" adalah film drama komedi Indonesia yang dirilis pada 10 Oktober 2024. Film ini disutradarai oleh Ibnu Agha dan dibintangi oleh Rifky Balweel, Sheila Dara, dan Ikram Hamzah.
Cerita berfokus pada Doni (diperankan oleh Rifky Balweel) dan Rafi (Ikram Hamzah), dua saudara yatim piatu yang hidup dalam keterbatasan. Doni sering bergonta-ganti pekerjaan dan kerap dipecat, namun tetap percaya diri dan berusaha menarik perhatian wanita cantik seperti tetangganya, Dewi (Sheila Dara), serta Pricila (Ayu Hastari), sekretaris yang tanpa sengaja merekrutnya sebagai manajer pemasaran.
Melihat kondisi Doni yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan tetap, Rafi memutuskan untuk mengembangkan aplikasi startup layanan angkutan online. Dengan modal mobil Kijang tua peninggalan orang tua mereka, keduanya berjuang keras mengembangkan usaha, mulai dari mencari investor untuk iklan, merekrut sopir tambahan, hingga menghadapi berbagai penumpang dengan perilaku unik.
"Sampai Jadi Debu" adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 8 April 2021. Film ini disutradarai oleh Eman Pradipta dan dibintangi oleh Cut Mini sebagai Bu Sugeng, Wafda Saifan sebagai Damar, dan Yasamin Jasem sebagai Laras.
Cerita berfokus pada Damar, anak bungsu dari keluarga Sugeng yang bekerja di Jakarta. Setelah ayahnya meninggal, Damar mengetahui bahwa ibunya, Bu Sugeng, menderita penyakit Alzheimer yang semakin parah. Damar memutuskan untuk berhenti bekerja dan kembali ke Solo untuk merawat ibunya, meskipun hal ini mempengaruhi hubungannya dengan pacarnya, Laras.
Film ini merupakan adaptasi dari lagu berjudul sama karya Banda Neira, yang mengisahkan kasih sayang antara ibu dan anak. "Sampai Jadi Debu" tayang eksklusif di platform streaming Klik Film.
Film ini mendapatkan pengakuan di industri perfilman Indonesia, dengan nominasi di Indonesian Movie Actors Awards (IMAA) 2021 untuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik dan Pemeran Utama Wanita Terbaik.
Dengan durasi 90 menit, film ini menyajikan kisah yang menghangatkan hati tentang pengorbanan dan kasih sayang keluarga
Film Promise adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 5 Januari 2017. Disutradarai oleh Asep Kusdinar, film ini dibintangi oleh Dimas Anggara, Boy William, Amanda Rawles, Mikha Tambayong, dan Mawar De Jongh.
Cerita dimulai di Yogyakarta, di mana Rahman (Dimas Anggara), seorang pemuda tampan namun lugu dan sederhana, bersahabat dengan Aji (Boy William), seorang playboy yang sering bergonta-ganti pacar. Aji ingin Rahman merasakan cinta dan memiliki wawasan lebih luas, namun caranya justru membawa perubahan drastis dalam hidup Rahman, yang membuat ayahnya marah dan menyebabkan mereka tidak bertemu lagi. citeturn0search0
Delapan belas bulan kemudian, Rahman kuliah di Milan dan bekerja paruh waktu di toko kelontong. Ia bertemu dengan Kanya (Amanda Rawles), gadis Jawa blasteran yang pulang ke Yogyakarta untuk mendengarkan wasiat ibunya, yang berharap Kanya tidak kembali ke Eropa. Selain itu, ada Moza (Mikha Tambayong), teman kuliah Rahman yang memiliki perasaan lebih padanya, namun merasa ada teka-teki dalam hidup Rahman yang belum terpecahkan.
Di Istanbul, Salsabila (Mawar De Jongh), murid pesantren ayah Rahman, jatuh cinta padanya dan menitipkan surat melalui Aji. Suatu malam, Rahman menerima telepon dari Aji dan merasakan perubahan sikap sahabatnya itu. Pertemuan mereka tidak seperti dulu, dan Moza mulai mengetahui siapa sebenarnya Rahman dan perempuan yang dicintainya.
Film ini menggambarkan perjalanan hidup Rahman dalam menghadapi perubahan, cinta, dan persahabatan yang kompleks.
Film tersebut mengisahkan Burhan (Anjasmara), seorang pria kaya yang kehidupannya berbalik menjadi penuh kengerian setelah menikahi Angel (Carissa Perusset) sebagai istri muda. Ketamakan Angel mendorongnya bekerja sama dengan seorang dukun, Sumi (Happy Salma), demi menguasai harta Burhan. Kehidupan Burhan dan istri pertamanya, Vivian (Lulu Tobing), mulai diteror oleh serangkaian kejadian mistis yang mengerikan.
Saat Roy (Elang El Gibran), korban sebelumnya dari pesona Angel, membuka rahasia kelam ini, Burhan dan Vivian menghadapi konsekuensi mengerikan dari ambisi yang tak terkendali.
Film "Kupu-Kupu Kertas" adalah drama romantis yang berlatar belakang sejarah Indonesia pada tahun 1965, khususnya di Banyuwangi. Film ini mengisahkan cinta terlarang antara Ning (diperankan oleh Amanda Manopo), seorang perempuan muda simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI), dan Ihsan (diperankan oleh Chicco Kurniawan), yang berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU).
Cerita dimulai dengan hubungan asmara mereka yang berkembang di tengah ketegangan ideologis antara PKI dan NU. Ketegangan semakin meningkat setelah peristiwa penculikan jenderal oleh simpatisan PKI, yang memicu konflik dan pertumpahan darah. Rekoso (diperankan oleh Iwa K), ayah Ning dan ketua bromocorah, bersama anak buahnya, termasuk Busok (diperankan oleh Reza Arap), terlibat dalam aksi kekerasan tersebut. Kejadian tragis menimpa Rasjid, kakak Ihsan, yang dibunuh oleh simpatisan PKI, semakin memperburuk situasi.
Dalam upaya melarikan diri dari situasi yang semakin berbahaya, Ning dan Ihsan berusaha menghindari amukan massa yang ingin membalas dendam. Film ini tidak hanya menampilkan kisah cinta yang emosional tetapi juga memberikan edukasi tentang peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia, khususnya konflik antara PKI dan NU pada tahun 1965.
"Kupu-Kupu Kertas" disutradarai oleh Emil Heradi dan diproduksi oleh Denny Siregar Production bekerja sama dengan Maxima Pictures. Film ini dirilis pada 7 Februari 2024 dan dibintangi oleh aktor serta aktris ternama Indonesia, termasuk Iwa K, Reza Arap, Samo Rafael, Fajar Nugra, dan Ayu Laksmi.
Film ini mengisahkan situasi Indonesia di era tahun 1960-an ketika cinta gadis yang bernama Ning, yang tumbuh dalam keluarga berpaham Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia jatuh hati pada Ihsan, seorang pria yang berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU). Karena terhalang oleh perbedaan ideologi. Pada awalnya, mereka tidak mempedulikan perbedaan latar belakang tersebut. Namun, keadaan berubah drastis ketika konflik besar terjadi.
"Bila Esok Ibu Tiada" adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 14 November 2024. Film ini mengisahkan perjuangan Rahmi, seorang ibu tunggal yang berusaha menjaga keharmonisan keluarganya setelah suaminya, Haryo, meninggal dunia. Rahmi memiliki empat anak dengan karakter berbeda:
Ranika (Adinia Wirasti): Anak sulung yang berperan sebagai figur otoriter di keluarga.
Rangga (Fedi Nuril): Anak kedua yang merasa tidak dihargai dan sering berselisih dengan Ranika.
Rania (Amanda Manopo): Anak ketiga yang terlibat konflik dengan Ranika akibat hubungan dengan sahabat Ranika.
Hening (Yasmin Napper): Anak bungsu yang menghadapi masalah pribadinya sendiri.
Konflik antar saudara ini menambah kompleksitas dalam usaha Rahmi mempertahankan keutuhan keluarga. Film ini menampilkan pesan tentang pengorbanan seorang ibu, pentingnya hubungan keluarga, dan proses menerima kehilangan.
Selain para pemain utama, film ini juga dibintangi oleh Slamet Rahardjo sebagai Haryo, serta Nunu Datau, Hana Saraswati, Baim Wong, dan Immanuel Caesar Hito.
Disutradarai oleh Rudy Soedjarwo dan diadaptasi dari novel karya Nuy Nagiga, film ini diharapkan dapat menyentuh hati penonton dengan kisah emosionalnya.
Tebusan Dosa adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 17 Oktober 2024. Film ini disutradarai oleh Yosep Anggi Noen dan menampilkan Happy Salma, Putri Marino, serta aktor Jepang Shogen sebagai pemeran utama.
Wening (Happy Salma) adalah seorang ibu yang mengalami tragedi saat anaknya yang berusia 11 tahun, Nirmala (Keiko Ananta), hilang dalam kecelakaan motor di sebuah jembatan. Kecelakaan tersebut juga merenggut nyawa ibunya, Uti Yah (Laksmi Notokusumo). Dilanda rasa bersalah, Wening yakin bahwa Nirmala masih hidup dan bertekad mencarinya. Dalam pencariannya, ia dibantu oleh Tetsuya (Shogen), seorang peneliti asal Jepang, dan Tirta (Putri Marino), seorang kreator podcast misteri yang tertarik mengangkat kisahnya. Namun, bantuan Tirta justru mengungkap rahasia kelam masa lalu Wening yang mungkin menjadi penyebab hilangnya Nirmala.
Film ini menandai debut Palari Films dalam genre horor dan merupakan hasil kolaborasi dengan Legacy Pictures serta Showbox, produsen film horor Korea seperti Exhuma.
Main Dukun adalah film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 2014. Film ini disutradarai oleh Irwan Siregar dan dibintangi oleh Julia Perez, Baby Margaretha, dan Febriyani.
Layla (diperankan oleh Julia Perez) mencuri sebuah cermin antik dari museum di Bali. Tanpa disadari, cermin tersebut adalah penjara roh Nenek Santet, seorang dukun ilmu hitam. Setelah roh Nenek Santet dibebaskan, ia menawarkan kepada Layla ilmu untuk tetap awet muda dengan syarat harus melakukan ritual yang melibatkan korban perjaka.
Beberapa tahun kemudian, Layla tetap terlihat muda berkat ritual tersebut dan memiliki seorang putri, Riana (diperankan oleh Baby Margaretha). Riana, yang juga tertarik pada ilmu hitam, sering menggunakan ilmu pelet untuk menambah kecantikannya. Suatu hari, Tiara (diperankan oleh Febriyani), seorang mahasiswi baru yang cantik alami, datang dan membuat Riana merasa terancam. Riana dan teman-temannya berusaha mengerjai Tiara, yang ternyata memiliki kekuatan batin.
Ketegangan meningkat ketika Layla berusaha memangsa Royan, sahabat Tiara, tanpa mengetahui bahwa Royan adalah anak dari pemilik museum tempat cermin itu dicuri. Bersama Pak Ketut, penjaga museum, Royan dan Tiara berusaha menghentikan praktik jahat Layla dan Nenek Santet.
Film ini mengeksplorasi tema tentang kepercayaan masyarakat terhadap ilmu hitam dan konsekuensi yang ditimbulkan.
"Ratu Buaya Putih" adalah film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 1988. Film ini disutradarai oleh Naryono Prayitno dan dibintangi oleh Suzanna, Soendjoto Adibroto, dan Vera Magdalena.
Sumarna (Soendjoto Adibroto), seorang pawang buaya, merebut jimat dari teman seperguruannya yang memiliki kekuatan untuk menundukkan buaya seganas apapun. Namun, tindakan tersebut membawa kutukan. Dalam kurun waktu 20 tahun, dua anak Sumarna meninggal secara tragis: anak pertama tewas di kolam buaya, menyebabkan pembunuhan massal buaya-buaya di sana, sedangkan anak kedua meninggal akibat kecelakaan motor. Anak perempuannya, Murti (Vera Magdalena), juga terancam maut. Sumarna kemudian menceritakan kisah kelamnya kepada Larsih (Suzanna), seorang janda muda di desa tersebut, yang ternyata adalah jelmaan Ratu Buaya Putih yang dirasuki arwah rekan seperguruannya yang dibunuh Sumarna. Rahasia ini akhirnya terungkap, dan Murti serta Jeffry (Jeffry Waworuntu), rekan bisnis jual-beli buaya yang sempat ditahan, berhasil diselamatkan.
Film ini dikenal dengan adegan-adegan menegangkan dan menakutkan, terutama bagi penonton yang takut dengan buaya.
Film ini menceritakan tentang seorang ibu bernama Wening yang mengalami kecelakaan motor di atas jembatan. Dalam kecelakaan tersebut, anaknya yang bernama Nirmala hilang terbawa arus. Sementara itu, Uti Yah, Ibunda Wening meninggal dunia.
Sinopsis Singkat:
Elvi dan Adi yang yatim piatu pergi ke Jakarta untuk mencari Johny, seorang promotor pertunjukan yang pernah meminta Elvi bernyanyi di desanya. Sesampainya disana mereka terpisah. Adi hidup mirip gelandangan sementara Elvi masuk rekaman dan sukses. Elvi terus mencari adiknya yang ternyata adalah sahabat supir Dicky, kekasih sekaligus produser Elvi. Pencarian pun akhirnya membuahkan hasil.
Sinopsis Lengkap:
Elvi (Elvy Sukaesih) dan adiknya Adi (David R. Purba), yang sudah lama ditinggal ibunya, ditinggal ayahnya pula yang kecelakaan akibat terguncang oleh kenakalan Adi. Rumah tempat tinggalnya juga harus ditinggalkan, karena milik pabrik tempat ayahnya kerja. Elvi dan Adi lalu ke Jakarta untuk mencari alamat Johny (Dorman Borisman), promotor pertunjukan yang pernah mengadakan pentas di desanya, johny kagum pada bakat Elvi, yang saat itu diminta menyanyi. Sesampai di Jakarta Elvi dan Adi terpisah. Adi mencoba hidup sendiri mirip gelandangan, sementara Elvi secara sangat kebetulan jumpa dengan Johny. Ia lalu diperkenalkan pada produsernya, Dicky (Robby Sugara), yang tengah bingung menghadapi penyanyi sakit, padahal sudah harus pentas. Elvi mengganti, sukses, masuk rekaman, sukses. Dicky mulai menaruh hati dan mengajak kawin. Elvi minta ditunda dulu sampai ketemu adiknya. Padahal Elvi dan Adi ini sebenarnya sudah berkali-kali nyaris ketemu, karena Adi bersahabat dengan sopir Dicky, yang suatu saat melihat Adi tertabrak mobil dan membawanya ke rumah sakit. Pencarian sukar dilakukan, sampai Johny akhirnya bisa menemukan foto waktu pentas di desa, di mana ada Adi. Dicky minta pada sopirnya untuk menggandakan foto itu untuk memudahkan pencarian. Sang sopir langsung membawa Elvi dan Dicky ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, ternyata Adi lari, karena takut tak bisa bayar, padahal matanya dibalut untuk persiapan operasi. Ia tak tahu masuk lift yang membawanya ke atas, dan keluar di atap rumah sakit, sampai hampir terjatuh ke bawah. Untung Dicky berhasil menyelamatkan.
Negara & Tanggal Rilis: Indonesia, -
Klasifikasi: 17+
Bahasa: Bahasa Indonesia
Warna: Berwarna
Status: Selesai / Rilis
Sinopsis Singkat:
Kisah dua sahabat Surian dan Jarot saling bermusuhan ketika dewasa dan terjadi perselisihan, Jarot membunuh istri Surian, Midah, dan anaknya yang masih berumur empat tahun. Akhirnya terjadi duel maut yang mengakibatkan Jarot menemui ajalnya.
Sinopsis Lengkap:
Sebenarnya Surian dan Jarot adalah dua sahabat ketika masih kecil. Setelah dewasa mereka saling bermusuhan, karena Jarot memiliki sifat yang tidak baik. Perselisihan diawali dengan adanya Midah, gadis cantik yang akhirnya menjadi isteri Surian. Jarot juga mencintainya. Dendam jahat Jarot memuncak hingga membunuh isteri dan anak Surian yang masih berumur empat tahun. Surian yang kehilangan anak dan isteri lalu mengucilkan diri, tanpa ingin membalas dendam. Tetapi Jarot tidak mengisafi perbuatannya. Dalam sebuah duel maut akhirnya Jarot menemui ajalnya.
Negara & Tanggal Rilis: Indonesia, -
Klasifikasi: 17+
Bahasa: Bahasa Indonesia
Warna: Berwarna
Status: Selesai / Rilis