Film Movie

Sub Category

LukiPurwanto
41 Views · 4 months ago

⁣Sinopsis Singkat:
Pasangan pendekar muda Rawing dan Saraswati yang dinikahkan Ki Debleng digoyahkan oleh seorang wanita yang mengaku mengandung bayi Rawing dan Rawing tidak mengakuinya. Saraswati yang juga sedang mengandung melarikan diri dan memperdalami ilmunya dengan Dewi Pengantin. Kartika yang meminta bantuan Ki Rembong, akhirnya bertarung dengan Rawing dan Saraswati dengan Ki Rembong dan mereka berhasil mengalahkannya.

Sinopsis Lengkap:
Ki Debleng (Eddy S. Jonathan) dan istrinya mengawinkan murid masing-masing, Rawing (Barry Prima) dan Saraswati (Corry D. D. Afrianti). Tapi, rumah tangga pasangan pendekar muda ini tergoyahkan oleh kehadiran Kartika yang mengaku mengandung bayi Rawing dalam rahimnya. Rawing tak mengaku. Saraswati, yang juga sedang mengandung, melarikan diri dan memperdalam ilmu pada pendekar cambuk emas, Dewi Pengantin (Yohana Alexandra). Sedang Kartika minta bantuan Ki Rembong (Mansyur Syahdan) yang memimpin kelompok Uharani, pengacau keamanan dunia persilatan. Dewi Pengantin yang tak menyukai sepak terjang Ki Rembong, menurunkan ilmunya pada Rawing dan Saraswati. Dengan tambahan ilmu itu, sepasang pendekar muda ini berhasil mengalahkan Ki Rembong dan komplotannya.

Negara & Tanggal Rilis: Indonesia, -

Klasifikasi: 17+

Bahasa: Bahasa Indonesia

Warna: Berwarna

Status: Selesai / Rilis

LukiPurwanto
32 Views · 4 months ago

⁣Sinopsis Singkat:
Gobang yang telah menjadi pemuda saleh pulang kampung hanya untuk menemukan bahwa orang tuanya sudah meninggal dan kakaknya menghilang. Ia juga menjadi tertuduh pembunuhan seorang centeng yang dilakukan oleh seorang pendekar bertopeng. Maka Gobang kemudian mencari pendekar bertopeng tersebut dan berkelahi dengannya.

Sinopsis Lengkap:
Gobang (E. K. Soemadinata) berubah jadi pemuda saleh dan pulang kampung. Orangtuanya ditemuinya sudah meninggal, sementara kakaknya hilang. Suatu saat seorang centeng terbunuh pendekar bertopeng. Gobang dituduh pembunuhnya. Tuduhan ini bisa ditangkis guru silat Gobang yang kebetulan datang ke kampung itu. Gobang lalu mencari pendekar bertopeng dan berkelahi. Pendekar itu terluka. Ternyata dia adalah kakaknya sendiri yang hilang. Diberitahukan bahwa kematian orangtua mereka adalah ulah centeng dan majikan centeng itu.

Negara & Tanggal Rilis: Indonesia, -

Klasifikasi: 17+

Bahasa: Bahasa Indonesia

Warna: Berwarna

Status: Selesai / Rilis

amin20thapril
45 Views · 4 months ago

⁣Sang Pencerah adalah film drama tahun 2010 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo berdasarkan kisah nyata tentang pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Film ini dibintangi oleh Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan, Muhammad Ihsan Tarore sebagai Ahmad Dahlan Muda, dan Zaskia Adya Mecca sebagai Nyai Ahmad Dahlan. Film ini juga menjadi bukti bahwa Muhammadiyah adalah organisasi islam yang mengikuti Al-quran dan Al hadits dan menjadikan Muhammadiyah sebagai ormas terbesar urutan pertama di Indonesia dan didunia.
Film ini menjadikan sejarah sebagai pelajaran pada masa kini tentang toleransi, koeksistensi (bekerjasama dengan yang berbeda keyakinan), kekerasan berbalut agama, dan semangat perubahan yang kurang. Sang Pencerah mengungkapkan sosok pahlawan nasional itu dari sisi yang tidak banyak diketahui publik. Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, lelaki tegas pendirian itu juga dimunculkan sebagai pembaharu Islam di Indonesia. Ia memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional. Versi novel kisah ini ditulis Akmal Nasery Basral berdasarkan cerita dan skenario film yang dibuat sutradara Hanung Bramantyo.

amin20thapril
63 Views · 4 months ago

Pengkhianatan G30S/PKI adalah film dokumenter-drama Indonesia tahun 1984 yang disutradarai oleh Arifin C. Noer. Film ini menggambarkan peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) dan menampilkan pandangan resmi pemerintah Orde Baru tentang kudeta yang diduga dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Film ini berlatar belakang situasi Indonesia yang sedang mengalami gejolak politik dan ekonomi pada tahun 1965. Dikisahkan bahwa PKI, yang semakin kuat, merencanakan kudeta dengan menculik dan membunuh tujuh jenderal Angkatan Darat. Para jenderal tersebut diculik dari rumah mereka pada malam 30 September hingga 1 Oktober 1965. Beberapa di antaranya dibunuh di tempat, sementara yang lain dibawa ke Lubang Buaya, sebuah area di Jakarta Timur, di mana mereka disiksa dan dibunuh. Jenazah para jenderal kemudian ditemukan di sebuah sumur tua di Lubang Buaya. Setelah itu, Mayor Jenderal Soeharto mengambil alih komando Angkatan Darat, menumpas gerakan tersebut, dan menuduh PKI sebagai dalang di balik kudeta tersebut.
Film ini diproduksi oleh Perum Produksi Film Negara dengan anggaran sekitar Rp800 juta dan memakan waktu produksi selama dua tahun. Film ini digunakan sebagai alat propaganda oleh pemerintah Orde Baru untuk menanamkan pandangan resmi tentang peristiwa G30S/PKI. Selama masa Orde Baru, film ini ditayangkan setiap tahun pada tanggal 30 September di stasiun televisi nasional dan diwajibkan untuk ditonton oleh siswa sekolah.
Pemeran Utama: Amoroso Katamsi sebagai Mayor Jenderal Soeharto, Umar Kayam sebagai Presiden Soekarno, Syubah Asa sebagai D.N. Aidit
Setelah jatuhnya rezim Soeharto pada tahun 1998, penayangan wajib film ini dihentikan, dan kebenaran sejarah yang digambarkan dalam film mulai dipertanyakan. Beberapa penelitian dan film dokumenter lain, seperti The Act of Killing dan The Look of Silence, memberikan perspektif berbeda tentang peristiwa 1965 dan dampaknya terhadap masyarakat Indonesia.

Elpinto
33 Views · 4 months ago

⁣Film ini menceritakan tentang penyanyi kenamaan Indonesia Glenn Fredly hingga akhir hidup nya.

amin20thapril
48 Views · 4 months ago

Senyap (The Look of Silence) adalah film dokumenter tahun 2014 yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer. Film ini merupakan kelanjutan dari karya sebelumnya, Jagal (The Act of Killing), dan mengangkat kisah keluarga korban pembantaian massal yang terjadi di Indonesia pada tahun 1965–1966.
Film ini berfokus pada Adi Rukun, seorang ahli kacamata yang adik bungsunya, Ramli, menjadi salah satu korban pembantaian tersebut. Dengan keberanian, Adi berusaha memecah kesenyapan dan ketakutan yang menyelimuti para korban dengan mendatangi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakaknya—sesuatu yang tak terbayangkan di negeri dengan para pembunuh yang masih berkuasa.
Pengambilan gambar dilakukan di Sumatera Utara bersamaan dengan pembuatan Jagal, dengan sebagian besar gambar diambil antara 2010 hingga 2012. Pemutaran perdana internasional diselenggarakan di Venice International Film Festival pada Agustus 2014, di mana film ini berkompetisi memperebutkan Golden Lion.
Melalui film ini, Oppenheimer memberikan perspektif mendalam tentang dampak peristiwa 1965 terhadap para penyintas dan keluarga mereka, serta upaya mereka dalam mencari kebenaran dan rekonsiliasi di tengah bayang-bayang masa lalu yang kelam.

amin20thapril
43 Views · 4 months ago

⁣Jagal (The Act of Killing) adalah film dokumenter tahun 2012 yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer. Film ini mengeksplorasi pembantaian massal yang terjadi di Indonesia pada tahun 1965–1966, di mana sekitar 500.000 hingga 1.000.000 orang yang diduga terkait dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dibunuh.
Film ini menyoroti para pelaku utama pembantaian tersebut, terutama Anwar Congo dan Adi Zulkadry, yang dengan sukarela merekonstruksi kembali tindakan kekerasan mereka dalam berbagai genre film favorit mereka, seperti film gangster, western, dan musikal. Melalui proses ini, film mengungkap bagaimana mereka memproyeksikan diri dalam sejarah untuk menjustifikasi tindakan mereka dan bagaimana impunitas mempengaruhi kehidupan mereka saat ini.
Meskipun mendapatkan pujian internasional, film ini menimbulkan kontroversi di Indonesia dan dilarang diputar secara resmi. Namun, film ini tetap diputar secara terbatas dan memicu diskusi publik mengenai sejarah kelam Indonesia yang sebelumnya jarang dibicarakan.
Jagal memberikan perspektif unik tentang bagaimana pelaku kekerasan memandang dan memaknai tindakan mereka, serta dampaknya terhadap masyarakat dan sejarah Indonesia.

amin20thapril
83 Views · 4 months ago

40 Years of Silence: An Indonesian Tragedy adalah film dokumenter tahun 2009 yang disutradarai oleh antropolog Robert Lemelson. Film ini mengangkat dampak pribadi dari peristiwa pembantaian massal di Indonesia pada tahun 1965-1966, di mana diperkirakan antara 500.000 hingga 1.000.000 orang yang diduga terkait dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dibunuh.
Film ini mengikuti kisah empat individu dan keluarga mereka yang tinggal di Jawa dan Bali, dua wilayah yang sangat terdampak oleh peristiwa tersebut. Mereka menceritakan pengalaman hidup mereka selama dan setelah tragedi 1965, termasuk stigma sosial, trauma psikologis, dan perjuangan untuk bertahan hidup di bawah rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Jenderal Suharto. Melalui narasi pribadi ini, penonton diajak memahami bagaimana peristiwa tersebut mempengaruhi kehidupan mereka selama lebih dari empat dekade.
Film ini mendapatkan pujian atas keberaniannya mengangkat topik sensitif dalam sejarah Indonesia yang jarang dibicarakan secara terbuka. Melalui pendekatan yang intim dan mendalam, 40 Years of Silence memberikan suara kepada para korban dan keluarga mereka, serta membuka dialog tentang rekonsiliasi dan pemahaman sejarah kelam Indonesia.

amin20thapril
101 Views · 4 months ago

Tanah Surga... Katanya adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 15 Agustus 2012, disutradarai oleh Herwin Novianto. Film ini menggambarkan kehidupan masyarakat di perbatasan Indonesia-Malaysia, khususnya di Kalimantan Barat, yang menghadapi keterbatasan pembangunan dan ekonomi.
Hasyim, seorang mantan sukarelawan Konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1965, memilih untuk tetap tinggal di perbatasan Indonesia setelah istrinya meninggal. Ia tinggal bersama anaknya, Haris, yang juga menduda, serta dua cucunya, Salman dan Salina. Kehidupan di perbatasan penuh dengan keterbatasan pembangunan dan ekonomi, membuat Haris mempertimbangkan untuk pindah ke Malaysia demi masa depan yang lebih baik. Namun, Hasyim menolak karena kesetiaannya pada tanah air. Konflik keluarga ini semakin rumit dengan kedatangan Astuti, seorang guru sekolah dasar, dan dr. Anwar, seorang dokter muda, yang berusaha memberikan kontribusi positif bagi masyarakat setempat.
Pemeran Utama: Fuad Idris sebagai Hasyim, Ence Bagus sebagai Haris, Osa Aji Santoso sebagai Salman, Tissa Biani Azzahra sebagai Salina, Astri Nurdin sebagai Astuti, Ringgo Agus Rahman sebagai dr. Anwar
Tanah Surga... Katanya menggambarkan dilema masyarakat perbatasan dalam mempertahankan identitas dan kesetiaan pada tanah air di tengah keterbatasan ekonomi dan godaan kesejahteraan dari negara tetangga.

amin20thapril
47 Views · 4 months ago

Film Semesta Mendukung (2011), juga dikenal sebagai Mestakung, adalah film drama keluarga Indonesia yang disutradarai oleh John De Rantau. Film ini terinspirasi dari kisah nyata prestasi siswa-siswa Indonesia dalam Olimpiade Sains Internasional.
Muhammad Arief (Sayef Muhammad Billah) adalah seorang anak dari keluarga miskin di Sumenep, Madura, yang memiliki minat besar terhadap sains, khususnya fisika. Ayahnya, Muslat (Lukman Sardi), adalah mantan petani garam yang beralih profesi menjadi sopir truk serabutan karena ladang garam dilanda paceklik. Ibunya, Salmah (Helmalia Putri), bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Singapura dan telah lama tidak memberi kabar, membuat Arief sangat merindukannya.
Meskipun bersekolah dengan fasilitas yang minim, Arief tetap menekuni fisika. Ia bekerja di bengkel sepulang sekolah dengan harapan dapat mengumpulkan uang untuk mencari ibunya. Guru fisikanya, Ibu Tari Hayat (Revalina S. Temat), melihat bakat besar yang dimiliki Arief dan mendorongnya untuk mengikuti seleksi Olimpiade Sains yang akan diadakan di Singapura. Arief setuju, dengan harapan dapat menemukan ibunya di sana.
Di Jakarta, seleksi dilakukan oleh Pak Tio Yohanes (Ferry Salim) dan asistennya, Deborah Sinaga (Febby Febiola). Arief menjalin persahabatan dengan Muhammad Thamrin (Angga Putra) dan Clara Annabela (Dinda Hauw). Dengan kerja keras dan dukungan banyak pihak, Arief berhasil lolos seleksi dan berangkat ke Singapura untuk mengikuti olimpiade.
Film ini mengangkat konsep "Mestakung" atau "Semesta Mendukung", yang mengajarkan bahwa ketika seseorang berusaha keras mencapai impiannya, alam semesta akan mendukungnya. Selain itu, film ini juga menampilkan budaya lokal Madura, seperti karapan sapi dan tambak garam, serta isu sosial seperti perjuangan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Pemeran Utama: Sayef Muhammad Billah sebagai Muhammad Arief, Revalina S. Temat sebagai Ibu Tari Hayat, Lukman Sardi sebagai Muslat, Helmalia Putri sebagai Salmah, Ferry Salim sebagai Pak Tio Yohanes, Febby Febiola sebagai Deborah Sinaga, Angga Putra sebagai Muhammad Thamrin, Dinda Hauw sebagai Clara Annabela
Film ini memberikan pesan inspiratif tentang pentingnya pendidikan, kerja keras, dan keyakinan bahwa alam semesta akan mendukung setiap usaha yang sungguh-sungguh.

amin20thapril
49 Views · 4 months ago

"Jalan Raya Pos" atau "De Groote Postweg" adalah film dokumenter tahun 1996 yang disutradarai oleh Bernie IJdis. Film ini mengisahkan tentang Jalan Raya Pos, sebuah jalan sepanjang 1.000 kilometer yang membentang melintasi Pulau Jawa, dibangun pada awal abad ke-19 di bawah pemerintahan kolonial Belanda oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Pembangunan jalan ini menelan banyak korban jiwa dari pekerja paksa pribumi.
Narasi dalam film ini disampaikan oleh Pramoedya Ananta Toer, seorang penulis terkemuka Indonesia. Karena statusnya sebagai mantan tahanan politik yang membatasi kebebasan bergeraknya, para pembuat film bertindak sebagai mata dan telinga Pramoedya dalam perjalanan sepanjang Jalan Raya Pos. Melalui pertemuan dengan berbagai individu sepanjang perjalanan, film ini menggambarkan paralel sosial dan historis antara era kolonial dan situasi kontemporer Indonesia saat itu.
Film ini tidak hanya mengeksplorasi sejarah pembangunan Jalan Raya Pos tetapi juga dampaknya terhadap masyarakat modern. Dengan pendekatan seperti film perjalanan, dokumenter ini menyajikan potret mendalam tentang Indonesia dan penduduknya, serta refleksi atas masa lalu dan masa kini. Film ini dirilis pada 2 Februari 1996 di Belanda dan memiliki durasi 2 jam 30 menit.

H15m _id
148 Views · 4 months ago

⁣The Monkey King 2 (2016) Brip Resync
Vocal Source: TRANS7
Audio Mastering Mode: EXPERT
BitRate: 24kbps, Opus ⁣- Size 21,1mb

Pradana_Wiranata
324 Views · 4 months ago

⁣Film Dilan 1983: Wo Ai Ni berlatar belakang tahun 1983, ketika ayah Dilan, yang diperankan oleh Bucek Deep, bertugas sebagai tentara di Timor Timur. Dilan ikut ayahnya bertugas di sana. Saat itu, usia Dilan baru sekitar 12 tahun, dan ia sudah menghabiskan 1,5 tahun di Timor Timur. Setelah itu, Dilan kembali ke Bandung dan melanjutkan sekolah di tempat yang lama, sekaligus berkumpul lagi dengan teman-temannya.

Di sekolah lama, Dilan bertemu dengan seorang gadis keturunan Tionghoa asal Semarang, Jawa Tengah, bernama Mei Lien. Seiring berjalannya waktu, Dilan mulai menyukai gadis cantik tersebut. Ia bahkan ingin belajar bahasa Mandarin, yang membuat keluarganya heran dan tertarik untuk membaca buku tentang China.

H15m _id
72 Views · 4 months ago

⁣⁣Vocal Source: GTV
Audio Mastering Mode: EXPERT
BitRate: 24kbps, Opus ⁣- Size 17mb

Elpinto
270 Views · 4 months ago

⁣ Menceritakan tentang Dodit, Ibu, Mbak Lis, dan Mas Dewo yang harus ikut ayahnya pindah ke rumah dinas barunya. Usut punya usut, rumah dinas baru ini berada di tengah hutan jati. Ayah Dodit bekerja sebagai polisi yang ditugaskan di hutan jati, sehingga keluarganya pun mau tak mau harus ikut pindah juga.

Skipper
522 Views · 4 months ago

⁣Sekawan Limo 2024 Bahasa Indonesia

sa

Hendryokok
85 Views · 5 months ago

sa

Hendryokok
46 Views · 5 months ago

mmet

Pw

Hendryokok
65 Views · 5 months ago

pw




Showing 8 out of 9