Top videos
Ae Dil Hai Mushkil ini menceritakan tentang kisah cinta laki-laki dan perempuan yang berjalan rumit.
Ditambah lagi, hubungan yang tak jelas di antara keduanya membuat masing-masing menjadi ragu.
The Bird Dancer memfokus kepada Gusti Ayu Suartini, seorang gadis Bali yang mengalami Tourrette Syndrome. Karena belum pernah mengenal semacam penyakit seperti itu, masyarakat setempat hanya mencemoohnya atau memandangnya rendah. Setelah pengobatan medis dan tradisional dua-duanya gagal, Gusti tenggelam dalam sendirian, terasingkan dan kesepian sehingga dia mempertanyakan apakah kehidupannya memang bermanfaat atau sama sekali tidak.
Dengan susah-paya, Gusti berusaha untuk menciptakan kehidupan mandiri dan berarti, di luar desa lahirnya. Filmnya menelusuri perjalannya tabah ini, sambil mengambarkan peran utama penerimaan keluarga dan masyarakat dalam perkembangan dan kehidupan orang-orang yang mengalami gangguan neuropsikiatrik. Penonton akan dapat pengertian lebih dalam tentang stigma sosial terhadap orang yang mengalami gangguan neuropsikiatrik maupun hasilnya dalam hidup dan perasaan pribadinya, yang biasanya penderitaan.
Bambang adalah seorang pria Indonesia lulusan universitas berusia akhir tiga puluhan yang didiagnosis menderita gangguan skizoafektif. Film ini mengeksplorasi ciri-ciri “globalisasi” dari narasi penyakit dan pemulihan Bambang – diagnosa psikiatris dan obat-obatan barat, peluang kerja di lingkungan perkotaan yang berubah dengan cepat, partisipasi dalam komunitas agama antaragama, dan pemahaman serta penerimaan keluarganya terhadap apa yang digambarkan Bambang sebagai “ cacat mental."
Namun laporan ini juga mempertimbangkan aspek narasi Bambang yang lebih kompleks, bernuansa historis dan politis, sehingga memberikan bahasa dan substansi yang lebih dalam pada pengalaman penyakitnya. Memory of My Face menggambarkan bagaimana sisa-sisa kolonialisme dan pengaruh globalisasi yang meresap mempengaruhi pengalaman subjektif penyakit mental.
Beban Ritual menyoroti hubungan antara kewajiban spiritual komunal, praktik ritual, dan episode siklus penyakit
Film ini berfokus pada Ni Ketut Kasih yang menjalani seluruh hidupnya dikelilingi oleh ritme kompleks kalender ritual Bali. Di sini, partisipasi dalam acara ritual merupakan mandat spiritual dan kewajiban sosial bagi perempuan yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuat persembahan. Keahlian Ni Ketut telah berkontribusi pada statusnya sebagai pemimpin upacara yang sangat dihormati. Namun, tekanan dari persyaratan ritual sering kali membebani dirinya, memenuhi pikirannya dengan kenangan masa kecilnya yang sulit selama perang kemerdekaan Indonesia.
Hal ini mungkin memicu episode gangguan bipolar yang dialami Ketut, yang membuatnya dirawat di rumah sakit lebih dari 35 kali. Kasus Ni Ketut mengungkapkan asosiasi yang mengikat yang mungkin membuat beban tertentu menjadi tidak tertahankan karena kewajiban budaya, peristiwa sejarah yang traumatis, dan pengalaman pribadi tumpang tindih dalam skema stres unik yang memicu episode siklus penyakit mental. Ritual Burdens mempertanyakan bagaimana kewajiban spiritual komunal dapat dimasukkan ke dalam skema stres pribadi yang dapat memicu episode penyakit mental.
Bayangan dan Iluminasi melukiskan potret Nyoman Kereta, seorang pria pedesaan Bali berusia akhir enam puluhan yang, menurut standar kejiwaan, menderita penyakit mirip psikotik. Dia mengalami halusinasi pendengaran dan visual yang menjadi sumber kesusahan besar, menghalangi dia untuk mengolah sawah, dan mengisolasi dia dari keluarga dan sesama penduduk desa. Melalui kacamata standar masyarakat Bali, ia dipandang dihantui oleh kunjungan roh yang ditafsirkan oleh penduduk desa dalam bingkai budaya dan agama mereka.
Bayangan dan Iluminasi mengeksplorasi bagaimana peristiwa dan perilaku mental yang tidak biasa dapat dipahami atau ditafsirkan dengan berbagai cara di luar batasan diagnostik psikiatri barat. Artikel ini mengulas sejarah trauma dan kehilangan Nyoman selama pembunuhan massal yang diilhami politik yang melanda Indonesia pada tahun 1965–66, penyakitnya yang berkepanjangan akibat keracunan pestisida, dan pengobatannya oleh dukun. Film ini mengilustrasikan bagaimana cinta dan dukungan istrinya telah meringankan rasa sakitnya dan membantunya menemukan kedamaian dalam hidup dengan apa yang disebut orang barat sebagai "penyakit mental".
Film ini menceritakan tentang sebuah kota fiktif di Ohio dan berpusat pada sekelompok remaja yang tinggal di satu jalan yang dibuntuti dan dibunuh dalam mimpi mereka oleh seorang pria cacat bernama Freddy Krueger.
Menurut kepercayaan Hindu Bali, upacara ngaben, atau ngaben, adalah salah satu langkah terpenting dalam kehidupan spiritual seseorang. Melalui kremasi jiwa dilepaskan dari tubuh untuk naik ke surga untuk bereinkarnasi.
Ngaben: Emosi dan Kekangan dalam Hati Orang Bali mengambil pandangan impresionistik pada ngaben dari sudut pandang seorang putra yang berduka, Nyoman Asub, dan mengungkapkan keintiman, kesedihan, dan kelembutan yang menjadi inti dari ritual pemakaman ini. Di tengah banyaknya pandangan historis, interpretatif, dan politis mengenai upacara kremasi, film ini memberikan gambaran sekilas yang bersifat pribadi dan puitis tentang tradisi budaya yang indah dan emosi kompleks yang terlibat.
Film ini menceritakan tentang kehidupan putri Mia Thermopolis yang baru lulus dari universitas dan kembali ke negaranya, Genovia dimana dia harus menikah atau kehilangan hak atas tahta Genovia.